Tanpa judul



Sergei, Investigasi kasus,11/9/2025.


Slogan yang menjadi kebanggaan Pemkab Sergai kepada RSUD milik pemerintah daerah ini, yaitu ’RSUD Sultan Sulaiman Memberikan pelayanan Prima Untuk Masyarakat’ namun hal tersebut tidak terlaksanakan dengan baik kepada seorang pasien IRT (Ibu rumah tangga) bernama Tonggoria Tambun (31) warga Desa Bakaran Batu, Kec. Sei Bamban yang kehilangan bayi (meninggal) yang dikandungnya selama 9 bulan diduga tidak mendapatkan pelayanan prima dari pihak RSUD Sultan Sulaiman, pada Sabtu, (6/9/2025) lalu.


Hal ini menjadi perhatian publik, dimana pihak RSUD Sultan Sulaiman dalam release pemberitaan melalui Media Center Pemkab Sergai dengan judul ’Pemkab Sergai Sampaikan Duka Cita dan Klarifikasi Layanan Pasien di RSUD Sultan Sulaiman’ Senin, 8 September 2025 kemarin. Dalam keterangan yang disampaikan Ingan Malem Tarigan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sergai.


”Saat bayi dilahirkan, kondisi bayi tidak segera menangis. Tim medis bersama dokter spesialis anak dan dokter spesialis anestesi, segera melakukan resusitasi atau penanganan intensif selama kurang lebih 30 menit”ucap Ingan Malem Tarigan dikutip awak media ini dari media center Pemkab Sergai, Selasa, 9/9/2025.


Lebih jauh Ingan Malem menjelaskan,


”Tindakan medis ini melibatkan tiga dokter spesialis, yaitu spesialis anestesi, spesialis organ/kandungan, dan spesialis anak. Hal ini menunjukkan bahwa RSUD Sultan Sulaiman telah berupaya maksimal dengan mengerahkan tim multidisiplin untuk memberikan penanganan terbaik,”jelas nya.


Ingan Malem Tarigan dalam keterangan pers nya tidak menjelaskan dengan rinci penyebab meninggalnya bayi tersebut.


Penjelasan Ingan Malem Tarigan ini justru melukai perasaan dan hati keluarga korban, khususnya Tonggoria Tambun ibu dari bayi yang meninggal, dimana keterangan sebelumnya ke media ini pada Senin, 8/9/2025 kemarin, melalui suaminya Sudiyanto Siregar .


”Sampai bayi saya meninggal, istri saya yang mengalami kesakitan dari sejak pukul 01.30 WIB dini hari setibanya di RSUD Sultan hingga pada pukul 12.00 WIB siang istri saya tak kunjung ditangani secara prosedur dan pada pukul 13.30 WIB setelah operasi, bayi saya dinyatakan meninggal dunia oleh mereka. Hati siapa yang tidak sakit hati?,”jerit Sudiyanto Siregar yang masih belum menerima keadaan yang terjadi akibat kelalaian pihak RSUD Sultan Sulaiman tersebut, Selasa, 9/9/2025 siang melalui seluler nya. 


Sudiyanto Siregar kehilangan bayi terkasih nya pasca keterlambatan penanganan operasi oleh pihak medis RSUD Sultan Sulaiman dalam rentan waktu kurang lebih 12 jam,


”Ini anak ketiga saya, dan menjadi penerus generasi (marga) saya namun akhirnya meninggal dunia ditangan mereka. Jika mereka cepat menangani istri dan anak saya, kemungkinan besar anak saya dapat terselamatkan,”ungkap nya dengan nada kesal.


Menurut Sudiyanto, hal yang menimpa anak dan istrinya ini akan dibawa ke jalur hukum untuk keadilan anaknya,


”Anak saya sudah meninggal, mereka harus mempertanggungjawabkan secara hukum penyebab anak saya meninggal,”tegasnya. (Rangkuti)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama